Thursday, April 28, 2016

Pelestarian Dan Pengembangan Seni Ajeng Sinar Pusaka Pada Penyambutan Pengantin Khas Karawang/ Rosikin Wikandia

Pelestarian Dan Pengembangan Seni Ajeng Sinar Pusaka Pada Penyambutan Pengantin Khas Karawang/ Rosikin Wikandia

Melestarikan dan mengembangkan kesenian dalam transisi kepunahan, khususnya salah satu jenis kesenian khas Karawang, yaitu seni Ajeng adalah tanggungjawab
bersama antara kreator, intansi terkait, dan masyarakat pendukungnya. Kesenian Ajeng memiliki kekhasan tersendiri, yang bisa mandiri dalam penyajiannya (bentuk
isntrumental) dan penyajian dalam mengiringi taria Soja. Kerberadaan group seni Ajeng pada tahun 2006, hanya tinggal 2 (dua) group dari asalnya 8 (delapan) group,
yaitu sanggar seni Ajeng Sinar Pusaka pimpinan Abah Tarim (Ican Saputra), dusun Bambu Duri Karang Pawitan, dan group Ajeng Nyumplon Pagadungan Jayanagara
Cikampek. Sehingga timbul pertanyaan mengapa seni Ajeng dalam transisi kepunahan? Hal ini dikarenakan berbagai masalah, di antaranya kurang tradisi
penggenerasian, kreativitas seniman, kurang pembinaan dari intansi terkait, dan maraknya seni moderen. Maka seni ajeng ini dikatakan hampir punah, bahkan tidak
berkembang. Begitu pula dengan kemasan karya seni Ajeng harmonisasi musik (karawitan) dan tarian Soja Ajeng tersebut kurang pareasi dan dinamis, sehingga
berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan seni Ajeng itu sendiri.

Yakob Sumardjo (2000:84) mengemukakan, bahwa manusia menciptakan sesuatu bukan dari kekosongan, manusia menciptakan sesuatu dari yang telah ada sebelumnya. Setiap seniman menjadi kreatif dan besar karena bertolak dari bahan yang telah tercipta sebelumnya, istilah yang biasa kita sebut tradisi. Kebiasaan ini yang diwariskan secara turun temurun dari genersi ke generasi, sehingga proses kreativitas seniman tidak bisa terbentuk dalam karya seninya, maka tak bisa kita pungkiri bahwa penciptaan karya seni bertolak dari sesuatu yang telah tersedia dalam lingkung kultur sosial masyarakatnya. Karya kreatif dari para seniman pendahulu ini sebenarnya merupakan hasil pergulatan seniman dengan bebagai persoalan budaya dan masyarakat pada zamannya (Yakob Sumardjo, 2000:84).

Potensi seni budaya sebagai kearifan lokal sangat berperan penting dalam upaya mengusung kebudayaan Nasional, maka sewajarnya potensi seni yang dimiliki oleh
daerah perlu diperhatikan pelastarian dan pengembangannya oleh intansi terkait. Hal ini ditunjukkan dengan mencoba membina kesenian Ajeng sebagai salah satu seni khas
Karawang, yang memiliki gaya yang berbeda dengan jenis seni lainnya. Berdasarkan kajian hal tersebut di atas secara tidak langsung telah memberikan gambaran pada kita bahwa kesenian Ajeng, walaupun hanya tinggal satu group dari sekian banyak group Ajeng, masih tetap bertahan hidup. Kehidupan seni Ajeng, khususnya pada sanggar seni Ajeng “Sinar Pusaka”, pimpinan Abah Tarim Ican Saputra ini, hidup di tengah hiruk pikuknya seni moderen yang sedang menjalar di seluruh pelosok Karawang. Sedangkan proses kreativitas senimannya dalam mengharmonisasikan antara seni karawitan dan tarian Soja terus diupayakan tetap berproses sejalan dengan arus  kehidupan masyarakatnya.

“Pelestarian dan Pengembangan Seni Ajeng Sinar Pusaka Dalam Penyambutan Pengantin Khas Karawang “. adalah merupakan judul tulisan ini, yang diharapkan hasilnya secara tidak langsung dapat memberikan gambaran tentang bagaimana keberadaan kesenian yang ada di kabupaten Karawang, khususnya pada seni Ajeng. Maka upaya apa, yang dilakukan dalam pelestarian dan pengembangan seni ajeng Sinar Pusaka Abah Tarim, dan bagaimana harmonisasi antara music (karawitan) dan tarian Soja pada seni Ajeng?, juga masih banyak lagi yang lainnya , yang penulis ingin ketahui kaitannya dengan penelitian. Hal ini  dikarenakan ada beberapa kemungkinan untuk dapat mengetahui permasalahan yang diteliti di lapangan.

Adapun keutamaan dalam penelitian ini, dikarenakan kondisi daerah Jawa Barat pada umumnya memiliki beberapa peranan yang sangat strategis dalam pelestarian dan
pengembangan seni budaya, khususnya bagi ksesenian Ajeng” Sinar Pusaka” pimpinan Abah Tarim Ican Saputra, seperti diungkapkan Ii wahyudi (1987:12)
“Kesenian Ajeng merupakan salah satu bentuk kesenian, yang berfungsi sebgai upacara pangajeng-ngajeng khusus untuk pengantin khas Karawang dengan memiliki tarian soja dan iringan musik yang khas sebagai seni Ajeng”. Kesenian Ajeng ini masih hidup dan      berkembang, yaitu di kampung Bambu Duri RT02/22, Desa Karang Pawitan, Karawang adalah seni yang menyajikan dua bentuk penyajian berbeda tetapi dalam satu irama yang berfungsi sebagai penyambutan dalam upacara pengantin khas Karawang.

Kata kunci: Ajeng, Tari Soja

No comments:

Post a Comment