Xvii, 176 hal.; ill.: 27 cm.
Temuan riset kesenian Genjring Bonyok yang berjudul “Struktur dan Fungsi Penyajian Genjring Bonyok di Desa Cidadap Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang, sebagai berikut. Struktur pertunjukan yaitu bentuk pertunjukan secara arak-arakan (prosesi) dan bentuk pertunjukan di atas pentas atau lazim disebut dudukan. Dalam pertunjukan arak-arakan ditampilkan pada pagi, siang dan sore. Sedangkan bentuk pertunjukan dudukan waktunya siang atau pertunjukan malam. Kemudian Lagu-lagu yang ditampilkan dalam kedua bentuk pertunjukan ini yaitu menampilkan lagu-lagu yang sama, antara lain: Gederan, Kembang Gadung, Dji Sam Soe, Kuntul Biru, Siuh, Adem Ayem, dan yang lainnya.
Kesenian genjring bonyok sebagai salah satu produk budaya kreatif orang Sunda khususnya masyarakat Subang, dapat dikatakan berfungsi karena dapat memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. Genjrng bonyok dapat berfungsi sebagai sarana intregasi sosio budaya, pelestarian budaya, dan sarana hiburan masyarakat, sebagai berikut.
Berdasarkan identifikasi analisis motif, frase, dan periode garapan musikal tabuhan lagu Gederan dan Lagu Dji Sam Soe yang disajikan instrument tarompet, genjring, dan bedug, ditemukan beragam motif dasar, motif variasi, frase dasar, frase variasi, periode dasar dan periode variasi. Kemudian kedua lagu ini menggunakan embat yang berbeda, Gederan memiliki embat gurudugan (1/2 wilet) atau tempo cepat, Lagu Dji Sam Soe menggunakan tempo sedang yaitu embat sawilet; Laras yang digunakan dalam kedua sampel lagu berlaraskan salendro; Karakter musikal yang paling dominan yaitu perpaduan garap tabuhan genjring dan bedug memberikan nuansa ritmis dan pola ritem yang variatif; Melodi yang dimainkan tarompet umumnya sedikit dan pendek, namun dalam seluruh garapan melodinya bentuk-bentuk tersebut terus diulang.
Kata kunci: Genjring Bonyok, struktur, fungsi.
No comments:
Post a Comment