Thursday, March 31, 2016

Kajian Estetik Dalam 17 Lagu Pupuh Sebagai Elemen Pendidikan

Kajian Estetik Dalam 17 Lagu Pupuh Sebagai Elemen Pendidikan. Tesis: Kajian Seni. Bandung: Pascasarjana STSI, 2013.

Pewarisan budaya merupakan salah satu system dalam rangka melanjutkan tradisi-tradisi lama, yang kerap diolah dan dikemas ke dalam berbagai bentuk material maupun immaterial. Salah satunya adalah pewarisan pupuh yang notabene menjadi salah satu system yang diintervensikan dalam berbagai media seni, secara integral dirangkum ke dalam berbagai artefak seni dan sastra.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai teori untuk dijadikan alat badah dalam mencari sebuah pemaknaan serta menggali nilai-nilai eklektik dalam pupuh, di antaranya teori yang dipakai sebagai alat bedah tersebut adalah teori estetik, semiotic, hermeneutic, serta teori lainya yang dapat menopang lancarnya penelitian serta pengkajian masalah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pupuh mengusung nilai-nilai yang berkaitan dengan nilai moral dan nilai estetik yang terdapat dalam pupuh yaitu terletak pada bentuk yang meliputi struktur, makna, dalam aspek sastra dan lagu yang ditinjau melalui analisis struktur musikalitasnya.

Kata Kunci: Pupuh, pendidikan, nilai, estetik, Pewarisan budaya.

Kreativitas Pertunjukan Musikal Pada “Oddisey” SBM-ITB Tahun 2012

Kreativitas Pertunjukan Musikal Pada “Oddisey” SBM-ITB Tahun 2012. ?Penyadur. Pustakawan Madya ISBI.

Analisis terhadap kreativitas pertunjukan musical pada Oddisey SBM-ITB tahun 2012 ini, menggunakan teori multi-kecerdasan dan kreativitas dari Howrd Gardner, didukung oleh teori proses kreativitas Bobbi De Porter & Mike Hernacki.

Aspek-aspek analisis akan menguraikan tahap persiapan, proses penggarapan dan hasil akhir kreativitas pertunjukan Oddisey. Taksonomi analisis kreativitas meliputi penilaian terhadap proses kreativitas, cirri-ciri kreativitas serta kiat-kiat kreativitas, yang ditunjukan melalui kegiatan Oddisey Project.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kreasi pertunjukan Oddisey 2012 mampu merealisasikan sejumlah indicator kecerdasan, yaitu: kecerdasan logis-matematis, kecerdasan linguistic, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan interpersonal.

Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa mata kuliah seni dapat diintegrasikan secara konstruktif dan produktif dengan mata kuliah manajemen. Penelitian juga memperlihatkan bahwa integrasi kegiatan yang bermatra seni dengan kegiatan yang bermatra manajemen telah berfungsi untuk mengembangkan kreativitas multi-kecerdasan mahasiswa.(Soeko, 2013)

Kata Kunci: Oddisey Project, multi-kecerdasan, kreativitas.

Makna Simbol Budaya Islam Masyarakat Cirebon Dalam Gerak Tari Topeng Tumenggung Gaya Slangit

Makna Simbol Budaya Islam Masyarakat Cirebon Dalam Gerak Tari Topeng Tumenggung Gaya Slangit/Penyunting Pustakawan Madya ISB..

Tari Topeng Cirebon merupakan salah satu hasil warisan budaya bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dulu dan terus berkembang sampai saat ini. Tari Topeng Tumenggung Cirebon memiliki pesan moral manusia sesuai dengan ajaran Islam.

 Nilai pesan tampak pada konsep pembentukan wajah dari topeng dengan perwujudan warna, garis dan tata rias wajah serta tata busananya khususnya pada gerakan tariannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Etnografi-kualitatif, sebuah metode untuk menguraikan budaya tertentu secara holistic.

 Dengan demikian akan ditemukan makna tindakan budaya suatu komunitas yang diekpresikan melalui apa saja. Gerak Tari Topeng Tumenggung Cirebon mengandung pesan ajaran Islam yang harus dilaksanakan oleh penganutnya, dan menghadirkan gerak-gerak yang transanden, yakni pada puncaknya manusia harus menuju cinta alloh senagai sang pencipta dan mencintai Rosulnya sebagai utusannya.

Orang Cirebon memahami ajaran agama Islam dengan memahami pesan yang terkandung dalam Geran Tari Topeng Tumenggung Cirebon.(Toto Sudiarto, 2013)

Kata Kunci: Gerak Tari, Makna Islami Tari Topeng Tumenggung.

Wednesday, March 30, 2016

Terbang Sejak Kampung Adat Dukuh Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut: Tinjauan Tekstual dan Kontekstual. Tesi: Pengkajian Seni. Bandung : STSI, 2013.

Terbang Sejak Kampung Adat Dukuh Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut: Tinjauan Tekstual dan Kontekstual. ?Penyadur, Pustakawan Madya ISBI.

Terbang Sejak merupakan salah satu unsure seni yang tidak dapat dipisahkan dalam aktivitas budaya masyarakat adat Kampung Dukuh. Kesenian ini hadir mengiringi siklus hidup masyarakat mulai kelahiran (marhabaan), sunatan (terbangan), pernikahan, syukuran, peringatan hari besar Islam, kegiatan social dan kampanye partai politik.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan multidisiplin dan etnografi. Hasil penelitian menunjukan, bahwa kesenian Terbang sejak termasuk ke dalam jenis pertunjukan sekar gending (vocal instrumental).

Dan secara umu lagu-lagu Terbang Sejak Kampung adat Dukuh dapat dikatagorikan sebagai lagu yang sederhana, mengingat interval lagu yang digunakan kebanyakan berada pada wilayah kwint, baik kwint murni (700 cent) ataupun kwint lebih (800 cent). Dan fungsi dalam kesenian Terbang Sejak Kampung Adat Dukuh yaitu: Fungsi pengungkapan emosi, penghayatan estetis, hiburan, komunikasi, penggambaran symbol, reaksi jasmani, upacara, kesinambungan kebudayaan dan fungsi pemersatu.(IIP Syarif H. Dalam Tesisnya, 2013)

Kata Kunci: Terbang Sejak, Kampung Adat Dukuh Cikelet.

Perkembangan dan Fungsi Kasidah di Tasikmalaya: Tesis Pengkajian Seni, Bandung : STSI, 2013

Perkembangan dan Fungsi Kasidah di Tasikmalaya/Penuslis: Pustakawan Madya ISBI Bandung.

Kasidah adalah seni suara yang bernafaskan islam, dimana lagu-lagunya banyak mengandung unsur pesan moral yang dinyanyikan dengan irama penuh kegembiraan yang hampir menyerupai irama-irama Timur Tengah dengan diiringi alat music rebana. Di Tasikmalaya penyebutan kasidah pada awalnya lebih dikenal dengan istilah tagoni.

Kajian penelitian ini difokuskan pada perkembangan dan fungsi kasidah di Tasikmalaya.Metode penelitian menggunakan metode kualitatif yang meliputi pengumpulan data dari sumber lisan dan tulisan. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebeklumnya, kasidah di tasikmalaya hanya terbagi 2 (dua) yaitu, kasidah rebana dan kasidah modern.

Seiring dengan perkembangannya, dewasa ini di Tasikmalaya kasidah berkembang menjadi 3 (tiga) bentuk yaitu; kasidah rebana, kasidah modern, dan tagoni kreatif. Kasidah mempunyai beragam fungsi. Pada awalnya kasidah sebagai media siar keagamaan. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi pada masyarakat penikmat dan pelaku seni kasidah di Tasikmalaya, menyebabkan terjadinya sebuah perkembangan yang difungsikan untuk hiburan, pendidikan, dan comedian. ( Andy Kusmayadi: Dalam Tesisnya, 2013)

Kata Kunci: Kasidah, perkembangan, Tasikmalaya, Fungsi.

GAYA PERHIASAN TRAPART KARYA NUNUN TJONDRO (Analisis Personalisasi Dan Diferensiasi Terhadap Ragam Aksesori

GAYA PERHIASAN TRAPART KARYA NUNUN TJONDRO (Analisis Personalisasi Dan Diferensiasi Terhadap Ragam Aksesori) / Asep Sufyan Muhakik Atamtajani.


Trapart merupakan brand produk aksesori perhiasan yang dikembangkan oleh Nunun Tjondro pada pertengahan tahun 2009. Trapart karya Nunun memunculkan reaksi-reaksi emosional yang bersifat kontekstual, dan juga nilai-nilai keindahan. Pengalaman keindahan dikaitkan dengan tolak ukur lain seperti fungsi, efisiensi, memberi kepuasan, berharga untuk dirinya sendiri, pada cirinya sendiri, serta pada tahap kesadaran tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif interpretatif. Secara umum penelitian ini adalah untuk menemukan nilai-nilai yang diperoleh dari sebuat proses kreatif dan hubungan timbal ketika karya tersebut sampai kepada pengguna. Kreativitas ditinjau dari sisi personalisasi kreator terhadap ruang lingkupnya.

Diferensiasi terjadi ketika karya berhadapan dengan nilai, sikap, prilaku apreasiator. Pendekatan personalisasi terdiri dari pendekatan kualitas visual, kualitas stuktural, dan kualitas material. Pendekatan diferensiasi melihat perspektif pengguna sebagai sebuah objek dalam mengaktualisasikan sebuah benda, sehingga benda tersebut mempunyai sebuah identitasnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Karakteristik desain perhiasan Trapart cenderung melawan sebuah pola-pola standar aksesori yang ada pada umumnya dilihat dari aspek personal, situasional, dan environmental (2) Personalisasi Nunun Tjondro cenderung memadukan dua karakter sifat kasar dan halus (3) Diferenasiasi yang dilakukan pengguna cenderung mengarah kepada sikap dan prilaku untuk menjadi trendcenter (4) Desain karya Nunun Tjondo merupakan bagian dari masyarakat (5) Konsep karya Trapart berinteraksi dengan nilai, sikap, dan prilaku pengguna.

Kata Kunci : Trapart, Aksesori, Nunun Tjondro, Personalisasi, Diferensiasi.